Teluk Kiluan, Surga Lumba-lumba

Jumat, 11 Januari 2019

Teluk Kiluan, Surga Lumba-lumba



 Teluk Kiluan, Lampung, adalah tempat yang sempurna bagi mereka yang suka petualangan. Bukit dan lembah sangat menggoda untuk dijelajahi. Perjalanan menuju Teluk Kiluan sendiri sudah menjadi tantangan bagi wisatawan. Jalan di pantai barat Sumatra tidak terlalu mulus sehingga perlu keterampilan yang diperlukan dalam berkendara untuk melewatinya.

Ada beberapa pilihan transportasi untuk mencapai lokasi. Bisa minibus atau motor. Jarak dari bandara Raden Intan (Beranti), Lampung, sekitar 80 kilometer. Karena kondisi jalan, butuh 4,5 jam untuk sampai ke sana.

Rute dimulai dari Kotaagung, melalui Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran. Agak membosankan di awal. Namun, begitu memasuki Kabupaten travel juanda ke malang Padangcermin, Pesawaran, suasana berubah menjadi segar dan nyaman. Angin pegunungan alami membawa angin sejuk dan pemandangan alam yang indah.

Ada pemandangan pedesaan yang lebih alami saat bepergian ke Kabupaten Punduh Pidadah. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Kelumbayan, Tanggamus.

Jalan-jalan Lane yang memotong perbukitan di pantai barat Sumatra menghadirkan pemandangan dan sensasi berkendara. Ini adalah pilihan yang baik untuk berhenti sejenak ketika Anda mencapai titik tertinggi untuk menikmati pemandangan indah.

Semua tantangan itu terbayar begitu Anda tiba di Pekon Kiluan Negeri. Berada di tengah desa sepertinya berada di Pulau Bali. Itu karena sebagian besar orang di desa itu berasal dari orang Bali. Bahkan kepala warga desa adalah keturunan orang Bali bernama Sukrasana.

Penduduk setempat akan sangat senang menyambut pengunjung dan menjelaskan benda-benda menarik. Salah satunya, adalah berbagai ukuran lumba-lumba, ratusan di antaranya, yang bisa dilihat langsung saat berenang di laut.

Dikatakan bahwa koleksi lumba-lumba di Teluk Kiluan adalah yang terbesar di Asia. Atau mungkin di dunia. Pengunjung yang tertarik menonton lumba-lumba travel juanda ke malang dari dekat habitat aslinya dapat menyewa perahu motor. Jika cukup beruntung, pengunjung juga dapat menyaksikan penyu hijau, yang menepi ke pantai pada waktu-waktu tertentu.

Pengunjung juga bisa bermalam di sana. Namun, kondisi penginapannya tidak terlalu bagus. Hanya ada empat losmen dan rumah kontrakan bagi warga yang berniat menginap. Bangunannya sangat sederhana dengan dinding dari bambu dan papan.

Waktu terbaik untuk menyaksikan parade hidup lumba-lumba di habitat alami mereka adalah di pagi hari. Biasanya mamalia laut imut muncul sekitar pukul 08: 0 pagi.

Perjalanan dengan perahu motor ke laut biasanya dimulai sekitar pukul 06.00. Ketika cuacanya baik-baik saja dan laut tenang, wisatawan dapat menyaksikan ratusan lumba-lumba berenang berkelompok dan melompat di laut.

Dengan kondisi cuaca seperti itu, lumba-lumba ini biasanya berenang di dekat kapal. Kadang-kadang mereka bahkan berenang di sekitar kapal.

Legenda Raden Wijaya Anta

Keberadaan Teluk Kiluan tidak lepas dari narasi sejarah Raden Wijaya Anta. Menurut kepercayaan setempat, Raden Wijaya Anta dikenal karena keberaniannya. Tetapi banyak kerabat membencinya dan mencoba membunuhnya.

Karena itu, Raden Wijaya Anta meminta kerabat yang ingin membunuhnya untuk membawa hi ke pulau yang sekarang bernama Pulau Kiluan. Karena, dia hanya bisa terbunuh di pulau itu.

Akhirnya, Raden Wijaya Anta dibunuh di pulau itu. Permintaan, yang disebut 'Killuan' dalam bahasa daerah pesisir Lampung inilah yang akhirnya menjadi nama jurang pemisah.


0 komentar :

Posting Komentar